Kisah ini di ceritakan dalam Al-Quran Surat An-Naml ayat 29-31, “Berkata ia (Balqis), “Hai pembesar-pembesar, sesunnguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis mengumpulkan para pembesar terhadap ajakan Nab Sulaiman. Para pembesar cenderung menolak ajakan Nabi Sulaiman. Mereka berkata, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah hal-hal yang akan kamu perintahkan.”
Ternyata, Ratu Balqis tidak memilih jalan peperangan. Ia beranggapan bahwa Nabi Sulaiman mungkin iri dengan kekayaan yang dimiliki negerinya sehingga ia ingin menyerang negeri Saba’. Oleh karena itu, Ratu Balqis memutuskan untuk mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman. Ratu Balqis lebih memilih cara tersebut dan menungguh reaksi Sulaiman. Para pembesar pun menyetujui keputusan Ratu Balqis. Hadiah itu berupa kepingan emas dan permata yang dibungkus dengan kain sutera. Utusan Ratu Balqis pun pergi dengan membawa hadiah kepada Nabi Sulaiman.
Kedatangan Utusan Ratu Balqis
Para utusan Ratu Balqis pergi menuju ke istana Nabi Sulaiman. Mereka datang dengan membawa hadiah untuk Nabi Sulaiman.
Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, utusan Ratu Balqis sampai di istana Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman menerima utusan Ratu Balqis dengan baik. Namun, ia tidak mau menerima hadiah tersebut. Para utusan Ratu Balqis sangat takjub dengan keindahan istana Nabi Sulaiman. Mereka juga keheranan dengan pasukan Nabi Sulaiman karena di antara barisan perang itu terdapat hewan dan jin. Mereka menyadari betapa kecilnya hadiah yang mereka bawa dibandingkan kekayaan yang dimiliki kerajaan Nabi Sulaiman.
Selanjutnya Nabi Sulaiman berkata, “Apakah pantas kamu menolong aku dengan harta, sedangkan Allah memberiku sesuatu yang lebih baik dari pada yang diberikan kepada negerimu ? Namun, kalian merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah ke negeri kalian. Sungguh kami akan mendatangi negeri kalian dengan bala tentara yang tidak dapat kalian lawan dan pasti kami akan mengusir kalian dari negeri itu (Saba’) dengan terhina dan kalian menjadi tawanan-tawanan yang hina dina.” Nabi Sulaiman menyampaikan pesan agar Ratu Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah semata.
Selanjutnya, para utusan Ratu Balqis pulang ke negeinya. Mereka kembali ke negeri Saba’ dengan membawa berita dari Nabi Sulaiman.
Singgasana Ratu Balqis
Ketika tiba di istana Ratu Balqis, para utusan tersebut menyampaikan amanat Nabi Sulaiman. Mereka menceritakan kekuatan kerajaan Nabi Sulaiman. Kemudian, Ratu Balqis mengambil keputusan untuk melihat sendiri kerajaan Nabi Sulaiman. Ratu Balqis dan pembesar kerajaan bersiap diri untuk berangkat menuju istana Nabi Sulaiman.
Sementara itu, Nabi Sulaiman yang telah mendapat informasi bahwa Ratu Balqis dan beberapa pengikutnya telah bergerak menuju istananya dalam keadaan takut. Ketika itu, Nabi Sulaiman brada di dalam istana bersama dengan para pembesar kerajaannya. Beberapa saat Nabi Sulaiman berpikir tentang cara menunjukkan kekuasaan Allah kepada Ratu Balqis. Nabi Sulaiman teringat dengan singgasana Ratu Balqis yang sangat dikagumi oleh rakyat negeri Saba’. Singgasana Ratu Balqis memang sangat indah karena ditaburi emas dan batu permata.
Kemudian, Nabi Sulaiman berkata kepada para pembesar itu, “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml : 38). Yang pertama menjawab pertanyaan Nabi Sulaiman adalah Ifrit dari kalangan jin yang telah ditundukkan oleh Allah kepada Nabi Sulaiman. Jin Ifrit yang cerdik berkata, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.”
Setelah beberapa waktu, singgasana tersebut belum ada di hadapan Nabi Sulaiman. Jarak antara istana Nabi Sulaiman dan istana Ratu Balqis adalah ratusan kilometer. Istana Ratu Balqis berada di wilayah Yaman, sedangkan istana Nabi Sulaiman berada di wilayah Palestina. Nabi Sulaiman hanya menunggu saja.
Kemudian, seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya. Ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya Lagi Maha Mulia.”
Kisah ini diterangkan dalam Al-Quran surat An-Naml ayat 40. Al Quran tidak mengungkap identitas seseorang yang menghadirkan singgasana itu. Al quran hanya memjelaskan bahwa orang itu mempunyai ilmu dari Al-Kitab. Al quran tidak menjelaskan kepada kita, apakah ia seorang malaikat atau manusia atau jin. Begitu juga Al quran tidak menyatakan kitab yang dimaksud. Yang pasti mukjizat ini menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Bagaimana reaksi Nabi Sulaiman saat melihat singgasana Ratu Balqis berada di depannya ? Apakah ia merasa kagum dengan kemampuannya atau merasa dirinya hebat ? Ternyata, ia tidak merasa demikian. Ia mengagungkan nama Allah dan bersyukur kepada-Nya. Sudahkah kita berlaku demikian ?
Setelah singgasana dihadirkan, Nabi Sulaiman memerintahkan agar mengubah singgasana Rat Balqis. “Dia (Sulaiman) berkata, “Ubahlah singgasananya, maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya.” (QS. An-Naml : 41).
Kedatangan Ratu Balqis
Setelah melakukan perjalanan berhari-hari, Ratu Balqis dan pengikutnya sampai di istana Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman menyambut mereka.
Al quran surat An-Naml ayat 42 mengisahkan dialog antara Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. “Dan ketika Balqis datang, dinyatakanlah kepadanya : “Serupa inikah singgasanamu ?” Dia menjawab, “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.” Yang dimaksud pengetahuan sebelumnya adalah pengetahuan tentang kenabian Sulaiman as. Balqis telah mengetahui kenabian Sulaiman itu, sebelum dipindahkan singgasananya dari negeri Saba’ ke Palestina dalam sekejap mata.
Ketika itu, Ratu Balqis tercengang melihat singgasananya berada di sana. Namun, sejenak ia menjadi ragu karena ia yakin singgasananya berada di istananya. Ia juga berpikir, “Bagaimana singgasana itu sampai sebelum dirinya ?” Ia pun menjadi ragu, beberapa bagian singgasana itu telah diubah. Setelah mengalami kebingungan sesaat Ratu Balqis menjawab, “Sepertinya benar.” Nabi Sulaiman berkata, “Ini adalah singgasanamu. Aku telah memindahkan singgasanamu ke sini. Allah telah memberi pengetahuan kepadaku dan aku adalah orang yang berserah diri kepada Allah.” Ratu Balqis pun yakin bahwa itu adalah singgasananya.
Nabi Sulaiman mempersilakan Ratu Balqis masuk ke istana. Ketika masuk, Ratu Balqis menyingkapkan kainnya hingga kedua betisnya terlihat. Ia mengira lantai istana penuh dengan air. Nabi Sulaiman berkata, “Ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca tipis dan licin.” Ratu Balqis tersipu malu.
Ratu Balqis sangat kagum dengan pengetahuan yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman. Ia tidak menyangka bahwa semua itu disebabkan oleh keimanan Nabi Sulaiman kepada Allah swt.
Ratu Balqis Beriman Kepada Allah swt
Ratu Balqis mengagumi ilmu yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman. Ia sama sekali tidak menyangka semua itu karena keimanan Nabi Sulaiman kepada Allah. Pada saat itulah, keyakinan Ratu Balqis mulai goyah. Ia menyadari kesalahannya karena telah menyembah matahari, padahal matahari adalah ciptaan Allah.
“Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegah (untuk melahirkan keislamanannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.” (QS. An-Naml : 43)
Kemudian, Ratu Balqis menyatakan keislamanannya. Ia berkata, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Allah telah mengaruniakan ilmu dan kelebihan yang amat banyak kepada Nabi Sulaiman. Namun, kelebihannya itu tidak membuat Nabi Sulaiman lupa diri. Ia menggunakannya untuk berdakwah. Salah satunya adalah dengan menyadarkan Ratu Balqis dari kesesatannya. Nabi Sulaiman berhasil mengajak Ratu Balqis untuk menyembah Allah swt. Akhirnya, Nabi Sulaiman memperistri Ratu Balqis dan mereka hidup bahagia selamanya.
sumber : dunia-nabi.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment